Empat Metode Pendidikan Karakter Sederhana dari Sekolah di Jepang

Sebagai negara maju yang berperan dalam pelbagai bidang penting di dunia, Jepang memiliki banyak hal yang cukup tenar. Siapa yang tak kenal kebudayaan Jepang? Selain kultur leluhurnya yang banyak diangkat menjadi anime, karakter penduduknya pun demikian menarik. Betapa seriusnya Jepang kepada pengajaran karakter.

Mereka diajari bagaimana jadi manusia yang "menguntungkan" untuk masyarakat. Jadi pendidikan karakter sekolah dasar sudah mengajarkan bagaimana cara berinteraksi, mengenal emosional orang lain, menekan egosentris, gotong royong, disiplin, dan tertib.

Melalui serangkaian pendidikan karakter hal yang demikian, murid sekolah dasar di Jepang diinginkan tumbuh jadi manusia dengan karakter yang baik dan kuat.

Mari, baca kiat pengajaran karakter sederhana dari dinding sekolah di Jepang.

1. Post It ucapan terima kasih
Post It ucapan terima kasih banyak dilekatkan di sebuah media berbentuk hati. Tempelan ini berisi ucapan terima kasih siswa terhadap temannya. Umpamanya "terima kasih sebab telah berbagi bekal", "terima kasih karena sudah meminjami aku pulpen", serta banyak lagi. Pemilihan warna serta format media "hati" tempelan juga memiliki tujuan tertentu pastinya.

2. Mendidik gotong royong
Banyak artikel di dinding sekolah Jepang mengajar agar bisa selalu gotong royong. Bila kamu kerap baca manga pasti tahu bahwa sekolah di Jepang memiliki pembagian jadwal piket membersihkan kelas.

3. Memacu empati
Pihak sekolah memacu empati tak dengan cara memberi ceramah panjang kali lebar kali tinggi yang membosankan. Kamu juga pasti bosan kan memperdengarkan ceramah? Mereka cukup memberikan gambar lalu siswa dipinta menuliskan ungkapan atau kata-kata yang akan disuarakan apabila memandang orang seperti digambar.

4. Mengajar untuk senantiasa mempunyai tujuan
Di sebagian sekolahan Jepang ada banyak tempelan foto siswa yang dibawahnya terdapat tulisan siswa tersebut. Tulisan itu isinya berupa sasaran yang ingin ditempuh siswa tersebut dalam semester ini. Target mereka tak muluk-muluk, pun terkesan sederhana seperti "ingin bisa bangun pagi", "mau rutin makan sayur", "nggak terlambat datang sekolah" dan masih banyak lagi.

Cek pelbagai informasi mengenai Info dunia pendidikan.